~Assalammualaikum korang~
Tazkirah nie aku ambik dari sini.
Same2lah kira renung2kan untuk peringatan kita bersama...
Firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 59
tersebut dengan jelas memperingatkan umat Islam supaya tidak membiarkan
sesuatu pertelingkahan atau perbezaan pendapat itu mencetuskan
perpecahan di antara mereka.
Sememangnya dalam kehidupan ini, perbezaan pendapat dan mempunyai
pandangan yang berlainan adalah sesuatu perkara yang lumrah justeru
apabila ia berlaku jangan sesekali ada di antara kita dengan mudah
membuat kesimpulan yang menjurus kepada prasangka kononnya ia bertujuan
memburukkan sesiapa.
Allah telah mengingatkan kita dalam surah Yunus ayat 36 dengan menegaskan, ''Prasangka itu tidak mendatangkan kebenaran apa pun."
Oleh itu jika tercetus sesuatu isu antara kita dan terwujudnya
perbezaan pendapat atau terbentuk sesuatu teguran ia seharusnya
ditangani dengan sebijak-bijaknya.
1. Janganlah kita terlalu gopoh ke hadapan
dengan membuat andaian yang bukan-bukan atau berhujah dengan penuh emosi
sehingga terwujud cabar-mencabar.
2. Sebaliknya teguran atau sesuatu
pandangan itu perlu diteliti dan dihalusi sertai dikaji kebenarannya.
Ini kerana perbuatan menegur orang yang melakukan kesalahan merupakan
tindakan yang amat diperintah oleh Allah.
Firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 125 bermaksud;
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."
3. Namun begitu sejak kebelakangan ini kita
melihat semakin banyak pihak yang tidak boleh ditegur biarpun apa yang
dinyatakan oleh seseorang itu mempunyai kebenarannya.
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah
mengingatkan bahawa sesuatu kebenaran itu perlu dinyatakan biarpun pahit
dan baginda juga menegaskan,
''Siapa
sahaja di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka tegurlah dengan
tangannya (kekuasaannya). Jika tidak mampu, maka tegurlah dengan
lisannya. Jika tidak mampu juga, maka tegurlah dengan hati. Namun, ini
adalah keimanan paling lemah."
4. Islam telah menggariskan dalam membuat
teguran, kita haruslah berhati-hati apatah lagi jika kita cuba bertindak
sebagai 'orang perantaraan' bagi menjelaskan sesuatu perkara.
Panduan
Tiga faktor yang digariskan oleh Islam boleh menjayakan sesuatu teguran itu ialah;
- tidak merendahkan ego orang yang ditegur
- mencari waktu yang tepat
- memahami kedudukan orang yang ditegur
5. Hakikatnya, Islam memberi panduan yang
jelas dalam kita memberi teguran dan bagaimana sikap kita apabila
ditegur. Kita tidak harus melatah apatah lagi terlalu emosional sehingga
menyebabkan kita melafazkan kata-kata yang tidak sepatutnya.
6. Semua itu tidak akan menyelesaikan
masalah sebaliknya hanya akan mengeruhkan lagi keadaan, tidak kira sama
ada kita pemimpin atau tidak tetapi apa yang kita perkatakan pasti akan
dinilai oleh manusia dan diperhitungkan oleh Allah.
7. Kegagalan untuk mengawal perasaan kita
berhujah akan menyebabkan berlaku tuduh-menuduh yang kesudahannya akan
mencetus permusuhan antara kita.
Tindakan ini sudah tentulah bertentangan dengan firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 103 yang mengingatkan,
''Dan
berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali (agama) Allah dan janganlah
kamu bercerai-berai dan ingatkan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan hati kamu lalu jadikan
kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang yang bersaudara, pada hal
dahulunya kamu telah berada di jurang neraka, maka Dia menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat agar
kamu mendapat petunjuk."
8. Hakikatnya, Islam tidak hanya mengajar
etika menegur umat seagama tetapi Islam juga mengajar kita bagaimana
cara menegur yang betul kepada umat daripada agama lain, tidak kita
seburuk apa pun kesalahannya.
Ia terkandung dalam al-Quran melalui
perintah Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata lembut
kepada Firaun seperti mana firman-Nya dalam surah Thaha ayat 44 yang bermaksud;
''Berbicaralah kalian berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."
9. Jika dengan Firaun pun Allah perintahkan
para nabi bercakap dengan lemah lembut, apatah lagi kita sesama Islam.
Ertinya Allah tidak suka jika kita bercakap atau berhujah mengikut
perasaan semata-mata.
Rasulullah s.a.w bersabda,
''Percakapan
orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak
berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada
manfaat baginya, dia harus bercakap dan apabila ia boleh mendatangkan
keburukan, maka dia hendaklah tidak melafazkannya. Sesungguhnya hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa sahaja yang dia mahukan''.
10. Seperkara lagi dalam kita berhujah atau
mempertahankan sesuatu elakkan daripada memalsukan fakta apatah lagi
membuat pujian yang bukan-bukan kepada seseorang ini.
Ia disebabkan pujian yang melampau itu adalah bencana lidah (min afat al lisan) yang sangat berbahaya.
11. Dalam buku Ihya 'Ulum al-Din, Imam
Ghazali menyatakan enam bahaya (keburukan) yang mungkin timbul daripada
budaya memuji tersebut iaitu empat keburukan kembali kepada orang yang
memberikan pujian dan dua keburukan lainnya kembali kepada orang yang
dipuji.
12. Bagi pihak yang memuji, keburukan yang
akan diperoleh ialah melakukan pujian secara berlebihan sehingga
menjerumus ke dalam dusta, dia memuji dengan berpura-pura menunjukkan
rasa cinta dan simpati yang tinggi sedangkan dalam hatinya adalah
sebaliknya, ia menyatakan sesuatu yang tidak disokong oleh fakta
sebaliknya pembohongan semata-mata dan dia telah menggembirakan orang
yang dipuji padahal orang itu melakukan kesalahan.
Bangga
Dua keburukan yang menanti orang yang
dipuji pula ialah dia akan merasa sombong (kibr) dan bangga diri (ujub) -
kedua-dua adalah penyakit yang boleh 'mematikan' hati seseorang dan
keburukan kedua, orang yang dipuji akan merasa hebat, tidak perlu
bersusah payah dan bekerja kuat.
Kesimpulannya, dalam apa juga yang kita
lakukan berkaitan dengan lidah yang melahirkan kata-kata kita harus
berhati-hati, tidak kiralah sama ada ia teguran, pujian, kenyataan atau
berhujah.
Ini kerana setiap apa yang diperkatakan
akan diperhitungkan di akhirat kelak apatah lagi jika ia berkaitan
dengan soal kebenaran dan kebatilan.
Justeru jadikanlah firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 104 dan 105 sebagai pegangan, maksudnya;
"Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada
kebajikan dan menyuruh kepada makruf dan mencegah dari kemungkaran dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.
"Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka dan mereka itulah
orang-orang yang akan mendapat azab yang berat."
Berikut ini tips menegur bawahan dengan bijak :
sumber dari: halaqah.net
- Kumpulkan Informasi Akurat (Maksud Akurat: teliti; saksama; cermat; tepat benar)
- Dalam menegur seseorang, anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat, tanpa hal ini anda bisa dianggap sewenang-wenang. Tapi ingat, jangan mencari-cari kesalahan orang lain, artinya ada harus menegur secara obyektif.
- Tegurlah Segera
- Jangan menunda-nunda waktu untuk menegur, karena hal ini akan berakibat si pelanggar merasa itu bukan kesalahan dan kemungkinan akan dicontoh oleh bawahan yang lain.
- Lakukan Secara Personal
- Ingatlah, jangan pernah menegur ditengah orang banyak dan dengan bantuan orang lain, lakukan empat mata, pilih tempat yang melindungi privasi, bersikaplah profesional, jangan mempermalukan orang tersebut didepan orang lain.
- Fokus Pada Persoalan
- Teguran hendaknya jangan melenceng dari persoalan, artinya jangan menyinggung hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan masalah pokok, apalagi masalah pribadi. Selain itu jangan mengungkit kesalahan dimasa lalu, karena hal tersebut akan mengesankan bahwa anda seorang pendendam.
- Dengarkan Pembelaannya
- Beri kesempatan pada orang yang anda tegur untuk memberikan penjelasan, hal ini juga membantu anda dalam memecahkan persoalan dan memberikan solusi. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi, hanya karena mereka tidak tahu apa keinginan anda.
- Lakukan Dengan Tegas & Adil
- Teguran harus dilakukan dengan tegas dan adil, jangan hanya menegur orang yang tidak anda suka, jika anda hanya menegur orang-orang tertentu, anda akan dicap pilih kasih dan tidak adil. Hal yang tidak kalah penting, dalam menegur tunjukkan sikap untuk membantu, bukan menghukum.
- Buatlah Komitmen Perbaikan
- Bicarakan solusi yang yang dapat anda & dia lakukan untuk perbaikan kedepan, buat kesepakatan, tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran dengan saling pengertian, kemudian lihat perbaikan yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment